Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Budayakan Jujur dalam Amal

“ Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan .” (QS.61:2-3) J ujur, rangkaian huruf yang sekilas terdengar begitu sederhana. Akan tetapi, implementasinya tak sesederhana yang terdengar. Sedari kecil pun pasti kita telah dididik untuk menetapi kejujuran. Di manapun, baik di rumah, sekolah maupun tempat mengaji. Mengapa sebegitu pentingnya untuk jujur? Sebelum lebih jauh mengenal kejujuran, saya akan memberi definisi singkat tentang kejujuran. Secara bahasa, shiddiq yang berasal dari kata shadaqa, memiliki beberapa arti yaitu benar, jujur, dapat dipercaya, sesuai apa yang dikatakan dengan apa yang diamalkan, ikhlas, tulus, keutamaan, kebaikan, dan kesungguhan. Menetapi kejujuran merupakan salah satu sifat dapat kita teladani dari Nabi Muhammad SAW, hingga beliau diberi gelar Al-Amin, karena kejujurannya dalam segala hal. Berkata ata

Perilaku Konsumen

Definisi Perilaku Konsumen 1.       Menurut John C. Mowen dan Michael Minor (Mowen dan Minor: 2002,6) studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa, pengalaman, serta ide-ide. 2.       Lamb, Hair, Mc Daniel (Lamb et al. : 2001, 188) proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan pembeli, juga untuk menggunakan dan mengonsumsi barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. 3.       Engel, Blackwell, Miniard (Engel et al.: 2001,3) tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. 4.       Kotler dan Amstrong. Perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal 5.       David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta proses pengambilan keputusan dan mengajak a

Komunikasi dalam Organisasi Multikultural

Gambar
Oleh: Hilda Nur Wulandari Seperti inti dari komunikasi yakni interaksi sosial. Demikian menurut buku Etika dan Filsafat Komunikasi. Utamanya memang tak bisa melepas diri dari komunikasi antarmanusia. Setiap hari beraktivitas, adakalanya komunikasi itu diperlukan. Bagaimana tidak, sering kali kita dihadapkan dengan aktivitas yang menuntut kebersamaan. Antara individu dengan individu yang lain mesti saling membantu (dalam kebaikan). Komunikasi pun sering jadi andalan saat kita menghadapi masalah juga ketika ada kesulitan. Dengan berkomunikasi semua seakan lepas, tak lagi membebani diri. Tentunya komunikasi ini mesti dilakukan dengan orang yang tepat, sehingga mumpuni dalam memberi solusi. Tak hanya itu, komunikasi memberi jalan bagi kita untuk mengenal seseorang lebih dalam. Karena ketika kita berkomunikasi, ada budaya yang mempengaruhi pembicaraan, ada pola pikir yang memberi tahu arah bicaranya, sehingga kita bisa tahu karakter seseorang.   Meski, tak semudah itu memahami o