Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

KISAH

Gambar
Oleh: Hilda Nur Wulandari Kebahagiaan tidak terletak pada cara memulai atau mengakhiri sebuah perjalanan, tapi pada bagaimana menikmati sebuah proses. _Asma Nadia_ P ernahkah kau mendengar cerita tentang Sa’ad bin Abi Waqqash? Seorang pemuda yang teguh pendiriannya. Tegar. Tak pernah mengeluh meski cobaan tak henti menghampiri. Bahkan saat seorang yang ia sayangi, tak sejalan dengan keyakinannya. Ia mencoba bersabar, pantang menyerah memberi pengertian pada ibunya. Syukur, luluh hati ibunya setelah sekian hari ‘mogok makan’.  Ia yakin bahwa segalanya mungkin. Setiap cobaan pasti ada penyelesaian. Tinggal bagaimana kita berusaha mencari dan menemukan. Begitulah kiranya cerita singkat Sa’ad. Semoga kita bisa belajar darinya. Setiap langkah kita di bumi, mustahil tanpa masalah. Tidak perlu menghindar dari masalah, karena di sanalah kita belajar menjadi tangguh. Demikian, jika ada masalah dalam benak kita. Semisal ada masalah, optimislah mampu menyelesaikannya. Jika kirany

Pengalaman Berkesan

Gambar
Oleh: Hilda Nur Wulandari Jakarta, 23-25 Desember 2011 Dalam kegetiran hidup saat ini, jarang sekali ku luangkan waktu untuk mempelajari Al-Quran. Padahal telah jelas di dalam Al-Quran, kitab ini dijadikan sebagai pembawa berita gembira, pemberi peringatan, sebagai obat hati, serta dalam sebuah hadist riwayat Muslim disebutkan bahwa “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.”  Hingga, beberapa waktu lalu kesempatan itu datang. Sebuah lembaga keQuranan di kampusku, mengajak seluruh civitas akademika yang muslim untuk berpartisipasi dalam program kerja mereka, Quran Camp namanya. Akhirnya yang dinanti tiba, 23 Desember 2011, menjadi pijakan awal untukku mengenal para pecinta Al-Quran itu. Bersama beberapa sahabat yang luar biasa, kami bersiap untuk berangkat menuju tempat tujuan. Namun, Allah menurunkan rahmat dengan turunnya hujan. Begitu derasnya hujan saat hendak berangkat ke pesantren El-Tahfidz, Cileungsi. Suasana gelap pun menyeli

Perubahan itu... NISCAYA

Gambar
Oleh: Hilda Nur Wulandari M alam membentuk siluet bayanganku di tepi dinding rumah. Saat itu hanya diam yang ingin aku lakukan. Kusadari, langkahku kini telah jauh. Berbeda dari sebelumnya. Ya Allah, kuatkanku di jalan ini. Kau tahu? Keyakinanlah yang mampu sampaikan aku pada titik perjalanan ini. G hea merebahkan badan di tempat tidur. Menghela napas setelah seharian beraktivitas di luar sana. “Hufh, alhamdulillah akhirnya bisa istirahat juga,” lirihnya. Ia menggerak-gerakkan tubuhnya yang pegal. “Esok pagi akan menjadi hari yang akan lebih padat dibanding hari ini. Itu artinya aku harus bisa optimalkan istirahat malam ini.” Pukul sebelas lebih sepuluh menit ia membersihkan diri agar bisa beristirahat dengan nyenyak. Setelah itu ia segera tidur. Alarm Handphone membangunkannya. Tepat pukul tiga pagi ia beranjak dari tempat tidur. Duduk sebentar mengumpulkan nyawa, kemudian mengambil air wudhu. Sholat tahajud amat ia sukai. Dahulu, neneknya sering membangunkan dirinya u

Sejatinya Sebuah Keyakinan

Gambar
Hari demi hari telah berganti. Kadang iman naik, kadang turun. Selalu, perubahan itu menemani. Sampailah aku di kenyataan ini. Masalah, demikian juga hadir silih berganti. Sulit-mudahnya ada pada pola pikir masing-masing.  Kadang, khawatir menjadi sebuah keniscayaan saat iman pada Sang Pemberi Takdir tak sepenuhnya ada di relung hati. Tak selamanya, karena saat keyakinan telah sampai pada sebenar-benarnya, rasa khawatir itu sirna. Hanya dengan keyakinan yang penuh, tak perlu ada yang ditakuti, bahkan sekalipun dengan apa yang akan terjadi nanti. Seperti itulah, kesan pertama saat aku memilih menjadi mukmin. Keyakinan jadi kunci kuatnya aku bertahan, sanggupnya aku melangkah, sabarnya aku berharap. Mungkin berbeda dengan orang lain. Ya, sudahlah, tak perlu jadi masalah. Perbedaan bukan harus memecah kan? *** Seketika, tahun belakangan ini begitu banyak masalah yang hadir. Mungkin karena begitu terasa, sehingga kelihatan seperti lebih banyak dari biasanya. Entahlah, jika meng